Bahan Aspal

Pertemuan ke - 4

 Penjelasan detail terkait Bahan Aspal.
1. Jenis Aspal
2. Bahan Susun aspal
3. Proses terjadinya aspal


JENIS ASPAL

1. Aspal Hotmix (Aspal Beton)
Aspal Beton adalah Campuran agregat kasar ,agregat halus,dan bahan pengisi (filler)dengan bahan pengikat Aspal dalam kondisi suhu panas dengan komposisi yang di teliti dan di atur oleh spesifikasi teknis.

Dalam proyek jalan raya kita mengenal jenis Aspal dan Aspal Hotmix yang di gunakan jasa pengaspalan diantaranya:
Prime coat (Lapis resap pengikat)
Tack coat (Lapis perekat)
Aspal Hotmix ACB (Ashpalt Concrete Base) atau ATB
Aspal Hotmix Binder Course (BC)
Aspal Hotmix Wearing Course (AC- WC)
Aspal Hotmix HRS (Hot Roller Sheet)
Aspal Hotmix Fine Grade (FB)
Shand Sheet
Jasa Pekerjaan pengaspalan Bandung perlu mengenalkannya
Berikut rinciannya

1.Prime Coat 

Prime coat merupakan lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi Agregat kelas A.
Lapis resap pengikat biasanya di buat dari Aspal dengan penetrasi 80/100,atau penetrasi 60/70 yang di cairkan minyak tanah.
Volume yang digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/m2.
Fungsi dari Aspal Prime Coat diantaranya.
Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan Aspal Hotmix.
Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan sebelum dilapisi dengan Aspal Hotmix.
Menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca khususnya hujan sehingga air tidak masuk kedalam lapis pondasi agregat yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur jalan.

2. Tack coat
Lapis perekat (tack coat) merupakan lapisan Aspal cair yang diletakkan diatas lapisan beraspal atau lapis beton.Fungsi utamanya memberikan daya ikat antara lapis lama dengan lapis baru.

Bahan lapis pengikat terdiri dari aspal emulsi yang cepat menyerap atau aspal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang di cairkan dengan 25 saampai 30 bagian minyak tanah per seratus bagian Aspal.
Pemakaiannya berkisar antara 0,15 sampai 0,50/m2 lebih tipis dibandingkan volume Prime coat.

3. Asphalt Concrete Base (ACB) atau ATB
ATB adalah salah satu jenis Aspal Beton yang digunakan sebagai pondasi atau kontruksi jalan dengan lalu lints berat minimum tebal 5cm

4. Binder Course (AC-BC)
Binder Course adalah lapisan perkerasan dibawah lapisan aus(wearing Course) dan diatas lapisan pondasi (Base Course).lapisan ini walaupn tidak berhubungan langsung dengan cuaca tetapi harus mempunyai ketebalan yang cukup tujuannya untuk mengurangi ketegangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan kelapisan dibawahnya
Tebal gelaran minimum untuk BC adalah 4cm.

5. Wearing Course (AC-WC)

Wearing Coarse atau disebut juga Laston yang sering di gunakan oleh jasa pengaspalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas atau lapis permukaan jalan dengan lalu lintas berat ,berfungsi sebagai lapisan aus.AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu,sehingga menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan ,tebal minimum gelaran 4cm.

6. Hot Roller Sheet (HRS
HRS atau biasa juga disebut Lataston (lapisan tipis aspal beton) digunakan sebagai lapis permukaan konstruksi jalan dengan lalu lintas sedang minimum gelaran 3 cm

7. Fine Grade (FG)
Salah satu jenis aspal hotmix yang biasa digunakan untuk jalan perumahan dengan beban rendah tebal minimum gelaran 3 cm.

8.Shand Sheet.
Biasanya digunakan untuk jalan perumahan dan perparkiran dengan tebal maksimum 2,8cm

2. BAHAN SUSUN ASPAL

1. Bahan baku aspal 

Aspal ialah bahan baku yang digunakan untuk mengikat antara agregat yang satu dengan yang lainya atau juga sebagai katalis agar agregat dapat menjadi satu padu, kuat, keras dan tahan terhadap perubahan cuaca.

2.Jenis aspal yang digunakan ialah aspal emulsi 
yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi. diimpor dari berbagai produsen yang ada di dalam maupun luar negeri. Aspal emulsi dapat dilihat pada Gambar

3. Felller
Filler adalah bahan penambah pada proses pencampuran atara agregat dengan aspal yang berfungsi untuk menutup pori-pori yang ada pada permukaan aspal beton yang disebabkan karena kurangnya campuran dari gradasi agregat pada unit timbangan. Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone dust), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang yang sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaaan. Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia) 03-1968-1990 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya. Batu kapur (limestone dust) sebagai filler bahan pengisi pori-pori pada aspal dapat dilihat pada Gambar

4. Bin dingin 
Bin dingin (coold bin) adalah bak tempat menampung material agregat dari tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam memproduksi campuran aspal panas (hot mix). Bagian pertama dari AMP (Aspal Mixing Plant) adalah bin dingin, yaitu tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing-masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi dari masing masing bin sesuai dengan rencana campuran kerja (RCK). Untuk memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah antara bin. Dengan demikian maka loader (alat pengangkut) yang digunakan mengisi masing-masing bin harus mempunyai bak (bucket) yang lebih kecil dari mulut pemisah masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada maka pengisian masing-masing bin tidak boleh berlebih yang dapat berakibat tercampurnya agregat. Bin dingin (cool bin) yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 

5. Proses Pengeringan Agregat Pada Unit Dryer
Agregat yang diperoleh dari hasil penambangan dan telah diproses di unit stone crusher yang kemudian disimpan pada bin-bin dingin (Cool bin) yang sesuai dengan ukuran masing-masing selanjutnya disuplai atau diangkut menuju dryer dengan menggunakan belkonveyor untuk dikeringkan dengan unit dryer tujuannya untuk menghilangkan kadar air, kadar air harus seminim mungkin karena kalau tidak akan berpengaruh pada pencampuran aspal nantinya. Proses pengeringan pada dryer adalah dengan cara membakar agregat di dalam kilen yang berputar dengan suhu ±1500 C proses pembakaran dengan menggunakan bahan bakar solar lama pembakaran ini belangsung selama ± 45 detik dengan kapasitas ± 80 ton/jam.
Pada unit pengering (dryer) perlu diperhatikan beberapa faktor agar diperoleh campuran beraspal yang memenuhi syarat, yaitu antara lain:
Kalibrasi alat pengukur temperatur dan pemeriksaan temperatur pemanasan. Perubahan kuantitas agregat yang masuk ke unit pengering akibat dari pengaturan bukaan bin dingin dapat menyebabkan pemanasan berlebih (jumlah agregat yang masuk berkurang sementara panas pembakar tetap).
Pembakaran harus sempurna, hal ini dapat diindikasikan dari warna asap yang keluar dari cerobong asap adalah putih dan nyala api pembakaran berwarna biru. Warna asap yang hitam menandakan pembakaran tidak sempurna. Contoh dari akibat pembakaran yang tidak sempurna adalah, pada saat pengambilan agregat dari hot bin, agregat terlihat berwarna hitam terselimuti jelaga. Akibat dari hal tersebut aspal tidak dapat masuk ke pori-pori agregat dan juga tidak dapat melekat dengan baik ke agregat.
Kadar air pada agregat harus seminimum mungkin, oleh karena itu dilakukan pemeriksaan kadar air secara cepat; diambil contoh secukupnya, kemudian dilewatkan pada cermin yang kering, atau spatula diatas agregat tersebut. Diamati jumlah kadar air yang mengembun pada permukaan cermin atau spatula. Agregat yang masih mengandung kadar air akan menghalangi melekatnya aspal ke agregat, sehingga campuran beraspal berprilaku seolah-olah kelebihan aspal. Unit dryer yang ada pada PT. Xxxx dapat dilihat pada Gambar

6. Pengumpul Debu (dust collector).
Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP (aspal mixing plant). Gas buang yang keluar dari sistem pengering ditambah dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust fan) akan dialirkan ke pengumpul debu. Alat pengumpul debu yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan terjadinya polusi udara, dan ini terlihat jelas dari adanya kotoran atau debu di pohon-pohon atau atap rumah di sekitar lokasi AMP (Aspal Mixing Plant). Pada PT. Bahtera Karang Raya yang digunakan adalah sistem pengumpul debu jenis basah (wet scrubber dust collector), debu yang terbawa gas buangan disemprot dengan air, sehingga partikel berat akan terjatuh ke bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat tersebut kemudian dialirkan ke bak penampung (bak air). Jika pada bak air penampung terlihat jelaga yang mengambang dengan jumlah yang cukup banyak, maka hal ini menunjukkan terjadi pembakaran yang tidak sempurna pada pengering (dryer). Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan maka dilakukan koreksi atau perbaikan pada pengering (dryer). Gamabr Pengumpul debu (dust collector) dapat dilihat pada Gambar 

7. Proses Pemisahan Agregat Pada Hot Screen.

Agregat yang panas yang telah melalui proses pembakaran dari dryer selanjutnnya di bawa oleh hot elevator menuju ke atas tower untuk di lakukan pemisahan pada hot screen, peroses pemisahan agregat ini adalah dengan cara gravitasi agregat dijatuhkan pada ayakan/screen yang dirancang sedikit miring agar dapat mengayak atau memisahkan agregat sesuai dengan ukurannya masing-masing. Pada screen dilengkapi alat bantu yaitu vibrator yang berfungsi untuk menggetarkan ayakan agar terjadi ayakan yang optimal. Agregat yang telah disaring/dipisahkan berdasarkan ukurannya kemudian masuk pada unit hot bin guna untuk menampung sementara agregat yang akan masuk pada timbangan.
Pemasangan saringan pada unit ayakan panas harus tidak pada ukuran yang berdekatan. Contoh susunan ayakan untuk campuran beraspal dengan ukuran butir agregat maksimum 19 mm adalah :
Saringan pertama/teratas berukuran 19 mm, butir agregat yang ukurannya lebih besar (oversize) dibuang ke saluran pembuangan.
Saringan kedua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat antara 19 mm sampai 12,5 mm masuk ke bin 1.
Saringan ketiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara 9,5 sampai dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.
Saringan keempat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara 4,75 sampai dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos saringan 2,36 mm masuk ke bin 4. Alat hot screen dapat dilihat pada gambar.

8. Bin panas (hot binn)

Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP (aspal mixing plant) jenis takaran (batch). Pada AMP (aspal mixing plant) jenis takaran umumnya akan terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas yang rapat dan kuat dan tidak boleh berlubang serta mempunyai tinggi yang tepat sehingga mampu menampung agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-pisahkan melalui unit ayakan panas. Pada bagian bawah dari tiap bin panas harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat yang berlebih dari tiap bin panas yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Jika agregat halus masih menyisakan kadar air (pengering kurang baik) setelah pemanasan, maka agregat yang sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding bin panas dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan gradasi agregat, yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 2000.

9. Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk menakar/menimbang jumlah masing-masing agregat sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan, proses penimbanga dilakukan dengan sistem komputerisasi/otomatis. sebelum timbangan digunakan timbangan telebih dahulu dikalibrasi agar hasil timbangan dapat akurat biasanya timbangan dikalibrasi dengan bobot teringanya 10 kg, ini dikarenakan berat jenis dari agregat yang terlalu tinggi sehingga timbangan tidak akan akurat/ tidak dapat membaca apabila agregat yang ditimbang di bawah 10 kg.
Faktor-faktor penting pada unit timbangan agrega bawah 10 kg.
Faktor-faktor penting pada unit timbangan agregat yang perlu mendapat perhatian antara lain sebagai berikut :
1. Kalibrasi timbangan.
2. Weigh box tergantung bebas.
3. Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP (aspal mixing plant).
Timbangan agregat dapat dilihat pada Gambar.

9. Proses Pemanasan Aspal Padat Pada Boiler Fire Tube.
Dalam proses pencampuran aspal ini penulis menjelaskannya secara terperinci pada BAB 4 sebagai tugas khusus yang berkaitan dengan proses pemanasan aspal dan pencampurannya pada mixer

10. Proses Akhir Mixer.
Mixer adalah alat untuk proses pencampuran dimana agregat yang telah dipanaskan dan telah melalui timbangan ditakar sesuai dengan komposisi yang diinginkan selanjutnya dituangkan kedalam mixer dengan membuka pintu bin panas menggunakan sistem hidrolik yang dikendalikan secara otomatis/manual.
Proses pencampuran pada mixer adalah proses pencampuran antara agregat panas, aspal, dan filler dengan suhu ± 1500C cara pengadukan dilakukan dengan memutar poros pengaduk dengan menggunakan motor listrik lama pengadukan antara 30-40 detik pengadukan dengan kapasitas 800 kg/ 30-40 detik setelah itu agregat yang telah sehomogen mungkin dicampurkan maka akan dituang langsung ke dalam truk pengankut dengan cara membuka pintu bukaan yang ada pada bagian bawah mixer dengan control hidrolik. Campuran aspal beton yang telah keluar dari mixer ini bersuhu ± 1500C dan setiap jamnya suhunya akan berkurang ± 2.5 - 50C. Alat mixer dapat dililat pada Gambar.

11. Tenaga penggerak (genset).
Untuk menjalankan semua bagian-bagian atau komponen-komponen AMP sumber tenaga utamanya adalah generator set atau genset. Pada umumnya genset ini diputar oleh mesin diesel. Kekuatan atau kapasitas genset ini berkapasitas 250 KVA (Kilo Volt Ampere) cukup untuk melayani kebutuhan motor-motor listrik yang dipakai serta peralatan-peralatan lain yang memakai tenaga listrik dan untuk penerangan. Semua sambungan-sambungan aliran listrik harus tertutup untuk mencegah arus pendek serta untuk keamanan lingkungan. Genset yang dipergunakan pada unit Asphalt Mixing Plant dapat dilihat pada Gambar.

3.PROSES TERJADINYA ASPAL

Sebagian besar dari aspal yang digunakan secara komersial diperoleh dari minyak bumi. Meskipun demikian, sejumlah besar aspal terjadi dalam bentuk terkonsentrasi di alam. Alami deposito aspal / bitumen terbentuk dari sisa-sisa kuno, mikroskopis ganggang ( diatom ) dan hal-hal sekali-hidup lainnya. Sisa-sisa tersebut disimpan di lumpur di dasar laut atau danau di mana organisme hidup. Di bawah panas (di atas 50 ° C) dan tekanan dari pemakaman jauh di dalam bumi, sisa-sisa diubah menjadi bahan seperti aspal / bitumen, kerogen , atau minyak bumi.
Deposito alami aspal / bitumen termasuk danau seperti Danau pitch di Trinidad dan Tobago dan Danau Bermudez di Venezuela. Alami merembes dari aspal / bitumen terjadi di La Brea Tar Pits dan di Laut Mati .

Aspal / bitumen juga terjadi di batupasir yang tidak terkonsolidasi dikenal sebagai “pasir minyak” di Alberta, Kanada, dan sejenisnya “tar pasir” di Utah, AS. Provinsi Kanada Alberta memiliki sebagian dari cadangan dunia aspal alam, dalam tiga deposito besar yang meliputi 142.000 kilometer persegi (55.000 sq mi), area yang lebih besar dari Inggris atau negara bagian New York . Ini pasir bituminous berisi 1666 miliar barel (26,4 × 10 9 m 3) cadangar barel (26,4 × 10 9 m 3) cadangan minyak komersial didirikan, memberikan Kanada terbesar ketiga cadangan minyak di dunia. dan menghasilkan lebih dari 2,3 juta barel per hari (370 × 10 3 m 3 / d) dari minyak mentah berat dan minyak mentah sintetis . Meskipun secara historis itu digunakan tanpa pemurnian untuk membuka jalan, hampir semua aspal sekarang digunakan sebagai bahan baku untuk kilang minyak di Kanada dan Amerika Serikat.
Deposit terbesar di dunia aspal alam, yang dikenal sebagai pasir minyak Athabasca terletak di Formasi McMurray dari Northern Alberta. Formasi ini dari awal Cretaceous , dan terdiri dari berbagai lensa pasir minyak bearing dengan minyak hingga 20%. Studi isotop atribut deposito minyak menjadi sekitar 110 juta tahun. Dua kecil tapi masih formasi yang sangat besar terjadi di pasir minyak Peace River dan pasir minyak Danau Dingin , di sebelah barat dan tenggara dari pasir minyak Athabasca, masing-masing. Aspal deposito Alberta, hanya bagian dari pasir minyak Athabasca cukup dangkal cocok untuk pertambangan permukaan. 80% lainnya harus diproduksi oleh sumur minyak menggunakan enhanced oil recovery teknik seperti drainase gravitasi uap dibantu .
Minyak berat atau aspal deposito jauh lebih kecil juga terjadi di Uinta Basin di Utah, AS. kira-kira 6% aspal.

Aspal / bitumen terjadi di pembuluh darah hidrotermal . Contoh dari ini adalah dalam Uinta Basin dari Utah, di Amerika Serikat, di mana ada segerombolan lateral dan vertikal vena yang luas terdiri dari hidrokarbon padat disebut Gilsonite . Vena ini dibentuk oleh polimerisasi dan pemadatan hidrokarbon yang dimobilisasi dari serpih minyak yang lebih dalam dari Formasi Green River selama penguburan dan diagenesis.

Aspal / bitumen mirip dengan bahan organik di meteorit karbon. Namun, studi rinci telah menunjukkan bahan-bahan tersebut menjadi berbeda. Sumber daya yang luas Alberta aspal diyakini telah dimulai sebagai bahan hidup dari tanaman dan hewan laut , terutama ganggang, yang mati jutaan tahun yang lalu ketika sebuah laut kuno tertutup Alberta. Mereka tertutup oleh lumpur, dikubur dalam selama ribuan tahun, dan dengan lembut dimasak dalam minyak dengan panas bumi pada suhu 50 sampai 150 ° C (120-300 ° F). Karena tekanan dari meningkatnya dari Rocky Mountains di barat daya Alberta, 80-55000000 tahun yang lalu, minyak didorong timur laut ratusan kilometer ke deposito pasir bawah tanah yang ditinggalkan oleh dasar sungai kuno dan pantai laut, sehingga membentuk pasir minyak.

4.JENIS ASPAL YANG PERLU DIKETAHUI
Laju peradaban manusia dalam pembangunan semakin hari terus menemukan berbagai macam penemuan diberbagai bidang.

Salah satu yang paling disarakan yaitu aspal, sarana jalan yang hampir ada pada pelosok manapun, terkecuali pada daerah yang masih membutuhkan pembangunan.

Disini kami mencoba mengulas mengenai beberapa jenis aspal yang dibutuhkan pada dunia konstruksi khususnya.

Aspal atau apalt bagian dari jenis material yang sering dipilih untuk pengerjaan konstruksi pada proyek-proyek besar, seperti landasan pacu bandara, tempat parkir, pembangunan trotoar, jalan tol, dan jalan raya. Bergantung pada jenis proyek, penggunaan aspal harus dibedakan berdasarkan jenis aspal yang paling sesuai untuk proyek atau pekerjaan tertentu.

Jenis Material Aspal untuk Kebutuhan Konstruksi Jalan
Materi ini sebagai pelengkap akan kebutuhan pemasaran dan peanwaran harga ready mix maupun harga u ditch bandung yang ada pada laman web pemasaran ini

Selanjutnya tahukah Anda jenis aspal apa saja yang sering dipilih untuk pengerjaan proyek? Berikut ini beberapa jenis aspal yang sering digunakan pada berbagai proyek yang berbeda:

DIANTARA JENIS-JENIS ASPAL
Hot Mix Asphalt (HMA)
Hot Mix Asphalt (HMA) adalah jenis aspal yang paling banyak digunakan dalam berbagai proyek pengerjaan jalan. Dalam produksi aspal jenis ini, pengikat dipanaskan sampai suhu tinggi untuk mengurangi viskositasnya.Panas juga membantu agregat yang digunakan dalam produksi untuk kering lebih sempurna, dan menghilangkan semua kelembaban sebelum penampuran dilakukan. Lihat juga kebutuhan beton pada tautan harga beton cor Kolektor agregat dan aspal kemudian dicampur pada suhu tinggi antara 300 dan 330 derajat Fahrenheit.Aspal jenis HMA ini cenderung dingin relatif cepat, sehingga tidak dapat diangkut untuk jarak yang jauh sebelum dapat digunakan dalam proyek paving untuk jalan.
Wam Mix Asphalt
Wam Mix Asphalt (WMA) adalah jenis aspal yang paling populer, yang digunakan untuk pengerjaan banyak proyek, sekitar 30% dari semua proyek paving. Produksi WMA tidak dikerjakan pada suhu tinggi seperti HMA.Sebagai gantinya, pengikat dan agregat – termasuk lilin tambahan, emulsi aspal dan air – dipanaskan sampai suhu antara 200 dan 250 derajat Fahrenheit. Karena WMA tidak mendingin secepat HMA, maka bisa diangkut ke jarak lebih jauh dari HMA.
Driveway Mix
Seperti namanya, campuran ini adalah salah satu jenis aspal yang dirancang khusus untuk mencapai hasil optimal pengerjaan proyek paving pada area proyek seperti jalan setapak dan tempat parkir. Jenis aspal ini memiliki campuran bahan agregat termasuk batu kecil, kerikil dan pasir.Bahan ini kemudian dicampurkan ke dalam beton bitumen untuk menghasilkan aspal tipe HMA yang ideal untuk membuat dasar jalan hingga terlihat sangat bagus, namun pada saat bersamaan penggunaan aspal ini lebih ekonomis dan tahan lama.
I-2 stabilized base
I-2 stabilized base digunakan pada lapisan paving yang diperlukan untuk menyediakan pondasi padat dan tahan lama untuk trotoar. Terkadang dikenal sebagai “basis pendukung”, jenis aspal ini dapat digunakan dalam proyek yang melibatkan lantai yang kaku dan fleksibel, namun lebih sering dipilih untuk digunakan dalam pekerjaan dengan jenis paving fleksibel.Campuran dasar stabilisasi ini terdiri dari kombinasi agregat dan beton bitumen. Untuk memastikan stabilitas yang benar, campuran harus mengandung paling sedikit 95-98% agregat (sebaiknya dalam bentuk 3/4 “batu hancur, kerikil dan RAP) dan hanya 2-5% pengikat aspal.Inilah yang akan menghasilkan gaya yang diinginkan yang kemudian dibutuhkan untuk meletakkan beban di antara permukaan dan tanah.
I-4 MABC
Beton bituminous agregat menengah ini biasanya disebut sebagai MABC atau I-4 dan terdiri dari campuran batu dan bahan agregat. Produk jalan dari aspal ini dikenal dengan ciri khas warna hitamnya.Untuk memenuhi kebutuhan industri, I-4 MABC dirancang untuk memastikan keseragaman dalam ukuran serta konsistensi dan kualitas yang spesifik.Aspal ini memiliki kualitas yang sangat lengket dan sangat padat, yang membantu menciptakan lantai yang solid secara struktural yang akan tahan jika mengalami be ban darilalu lintas dengan volume tinggi selama bertahun-tahun. Akibatnya, sering dipilih untuk proyek paving.
1-5 FABC
Berbagai perbaikan serta proyek perkerasan untuk landasan pacu bandara sering memakai aspal jenis ini. I-5 FABC adalah agregat bitumen halus atau I-5 FABC yang diterapkan secara berlapis-lapis untuk banyak proyek paving, termasuk jalan, tempat parkir dan landasan pacu bandara.Untuk memenuhi standar, perlu menggunakan campuran agregat, pengikat dan pengisi khusus. Semua bahan ini biasanya meliputi agregat halus, dan seperti bubuk batu dan pasir serta aspal. Hasil akhirnya adalah lantai yang awet dan tahan lama meskipun terkena gaya yang cuku besar dalam waktu yang cukup lama.
PENGGUNAAN ASPAL SECARA UMUM
Aspal digunakan umumnya dengan kombinasi material lain di banyak bidang teknik. Beberapa contoh ditunjukkan di bawah ini:

Pemanfaatan Untuk Industri Listrik.
Aspal kualitas tinggi digunakan dalam industri listrik untuk pencampuran dengan tar, pitch, karet dan resin. Wadah baterai adalah contoh terbaik dari produk yang menggunakan aspal sebagai bahan bakunya.
Konstruksi Jalan
Aspal yang berkualitas ditandai dengan serangkaian sifat seperti: tahan cuaca, tahan air, kapasitas mengikat yang kuat dan kemampuan untuk memberikan permukaan yang fleksibel.Untuk kualitas aspal yang satu ini, jenisnya banyak digunakan dalam pembangunan jalan raya baik besar maupun kecil.

JENIS CAMPURAN ASPAL YANG DIGUNAKAN DI JALANAN.
•Rolled aspal
•Aspal mastik
Batu Asphalt yang Dipadatkan.
•BETON ASPAL
Beberapa jenis aspal memiliki spesifikasi yang memberikan sifat pengikatan yang sangat baik. Penggunaan aspal umumnya ialah untuk proyek pembangunan jalan tol dan paving bandara, yang memberi keleluasaan dan fleksibilitas yang diinginkan pada waktu bersamaan. Inilah fungsi aspal yang paling umum ditemui dalam pengerjaan konstruksi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjelasan tentang, Rigid Pavement, fleksibel pavement, dan komposit pavement

JENIS-JENIS KERUSAKAN PADA BETON BERTULANG DAN PADA LAPISAN CAMPURAN BERASPAL SERTA UPAYA MENANGANINYA

Efektif dan efisien