Penjelasan detail mengenai Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC)
PENGENDALIAN MUTU PROYEK
Quality Assurance (QA) & Quality Control (QC)
1. Quality Assurance (QA)
Pengertian Penjaminan mutu Quality Assurance merupakan semua aktifitas yang dilakukan oleh organisasi proyek (Manager proyek, tim proyek, dan manajemen) untuk memberikan jaminan tentang kebijakan kualitas, tujuan dan tanggungjawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan mutu yang sudah disepakati.
Kualitas yang dimaksud di sini biasanya memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat dengan sejumlah standar internasional, seperti contohnya adalah memenuhi ISO sebagai panduan sistem manajemen mutu (misalnya dalam pembuatan aplikasi diperhatikan kaidah baku software engineering yang memenuhi software quality assurance).
a. Internal Penjaminan mutu Quality Assurance : Jaminan yang disediakan untuk manajemen dan tim proyek.
- External Penjaminan mutu Quality Assurance : Jaminan yang disediakan kepada customer yang ada di luar proyek.
Dalam pelaksanaan Penjaminan mutu Quality Assurance pada proyek, perlu disusun suatu rencana mutu yang dapat diartikan sebagai totalitas ekspektasi yang diharapkan oleh pemrakarsa atau sponsor proyek; dalam arti kata mereka yang termasuk di dalam stakeholder proyek mendefinisikan harapan harapannya terhadap hasil dari proyek yang dikerjakan.
Dalam proyek juga dikenal adanya Project Quality Management yang terdiri dari beberapa aktifitas antara lain:
a. Quality Planing, mengidentifikasi standar kualitas untuk pelaksanaan proyek dan bagaimana memenuhinya.
- Perform Quality Asurance, mengimplementasikan rencana jaminan kualitas agar proyek memenuhi semua requairement
- Perform Quality Control, memonitor hasil pelaksanaan proyek apakah memenuhi standar kualitas atau tidak.
Penjelasan detail dapat dilihat pada bagan berikut:
Rencana Mutu
Rencana Mutu minimal harus memenuhi hal-hal berikut :
1. Rencana Mutu harus sesuai dengan Sasaran Mutu (quality objective) dan sejalan dengan persyaratan proses lain dari sistem manajemen mutu konstruksi.
- Rencana Mutu harus berisikan persyaratan teknis, administrasi, keuangan maupun ketentuan lain seperti yang dipersyaratkan dalam Perencanaan Program.
- Rencana Mutu harus mencakup kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam rangka memenuhi mutu konstruksi yang diinginkan.
- Rencana Mutu harus mencakup kebutuhan dokumen sistem manajemen mutu konstruksi (meliputi: Pedoman Mutu, Manual Mutu, Prosedur Mutu, petunjuk teknis, instruksi kerja, dan daftar periksa/simak) dalam rangka mencapai kesesuaian mutu konstruksi yang diinginkan.
- Rencana Mutu harus mencakup aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria penerimaannya.
- Rencana Mutu harus mencakup Catatan Mutu (quality records) yang dibutuhkan untuk menunjukkan bukti bahwa perencanaan kegiatan memenuhi persyaratan mutu konstruksi yang telah ditetapkan.
Dalam penyusunan Rencana Mutu Proyek (RMP) diwajibkan untuk mencantumkan Sasaran Mutu yang ditetapkan oleh Pimpinan. Sasaran mutu merupakan persyaratan yang sifatnya sangat strategis untuk menilai kinerja sistem manajemen mutu penyelenggaraan proyek.
Semua pihak yang terkait, baik Pimpinan atasan Ka Satker maupun Direksi atasan Penanggung Jawab Penyedia Jasa akan mudah mengukur dan memonitor kinerja proyek sejauh apa pencapaian mutunya, sehingga dimungkinkan untuk segera mengambil tindakan yang efektif menuju perbaikan yang berkelanjutan. Sasaran mutu merupakan suatu pernyataan yang harus ditetapkan dalam Rencana Mutu Proyek (RMP) maupun Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebagai suatu bentuk komitmen pencapaian kinerja yang terukur dalam penerapan sistem manajemen mutu. Sasaran mutu tersebut harus dicantumkan dalam dokumen RMP maupun RMK sebagai upaya untuk mengkomunikasikan kepada setiap personil yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, agar mereka memiliki tanggung jawab dalam keterlibatannya untuk mencapai jaminan mutu tersebut dalam pelaksanaan proyek. Secara umum sasaran mutu harus dinyatakan dalam dalam bentuk target- target yang direncanakan bagi pelaksanaan proyek, terutama yang terkait dengan kendala keterbatasan Biaya, Mutu dan Waktu (BMW) pelaksanaan proyek. Adapun kriteria bagi penetapan sasaran mutu adalah kegiatan apa saja yang dapat diukur atau dapat dijadikan terukur terkait dengan sistem manajemen mutu, misalnya : perolehan laba, target pemasaran, target pelaksanaan pelatihan, target perolehan omzet, efisiensi kinerja, tingkat kedisiplinan pegawai dan sebagainya.
Sasaran mutu sebaiknya dibuat secara sistematis, mudah dipantau, sehingga apabila di suatu saat terjadi perubahan program atau kontrak karena suatu kondisi tertentu dalam pelaksanaan proyek, maka RMK atau RMP harus dikaji ulang dan direvisi, dan ditetapkan sasaran mutu yang baru atau diperbaiki. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membuat sasaran mutu harus memenuhi persyaratan dalam peristilahan kata : SMART yang selanjutnya diuraikan sebagai berikut :
- Simple, yaitu sederhana dan mudah untuk dimengerti.
- Measureable, yaitu dapat diukur pencapaiannya.
- Applicable, yaitu dapat diaplikasikan sesuai dengan kemampuan yang ada.
- Reasonable, yaitu memiliki alasan yang jelas bagaimana sasaran tersebut digunakan dan diterapkan.
- Timely, yaitu waktu pencapaiannya jelas, ada batas waktu yang ditentukan
Gambar. Grafik Srandar Kualitas Produk
Gambar. Tabulasi Penelitian
Gambar. Implementasi Proyek
2. Quality Control (QC)
Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi di Indonesia, ditemui banyak kegagalan konstruksi dengan salah satu penyebabnya akibat pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan mutu standar atau rujukan yang ada. Dalam hal ini peran quality control dalam pekerjaaan konstruksi memegang peranan penting, karena dapat menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Pada postingan ini saya akan memaparkan materi salah satu profesi dalam bidang konstruksi dari mulai latar belakang kenapa adanya quality control, seperti yang dijelaskan pada pembuka tadi, dan di bawah ini mengenai uraian sudut pandang definisi serta tanggung jawabnya.
Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi. Sedangkan dalam ruang lingkup proyek konstruksi Quality Control atau disingkat QC merupakan penanggung jawab dalam pengendalian mutu pelaksanaan proyek.
Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
3. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Profesi quality control membutuhkan pengalaman dan juga pemahaman yang baik tentang pengendalian mutu oleh karena itu quality control dituntut mampu melaksanakan kegiatan dengan mengacu pada pedoman yang berlaku sesuai dengan RSNI dan seorang quality control bisa melaksanakan spesifikasi teknik yang digunakan dan metode praktis dalam rencana mutu dimulai dari kegiatan pemeriksaaan, pengetesan, pengujian bahan/ material dan hasil pekerjaan sehingga sesuai dengan spesifikasi teknis, selain itu quality contol juga harus bisa membuat laporan pemeriksaan kepada quality assurance.
Keahlian Yang Dibutuhkan Quality Control
Pada bagian ini dipaparkan hal-hal yang harus dilakukan oleh quality control dan quality assurance dalam lingkup pekerjaan kontruski dari susut pandang keahlian yang dibutuhkan oleh profesi quality control. Quality Control keahliannya harus didasarkan pada inspeksi visual dari suatu kualitas produk. Dia harus memiliki pendekatan profesional mengenai metode jaminan kualitas dan mampu menggunakan alat-alat canggih untuk tujuan ini. QC juga harus memiliki keterampilan dokumentasi profesional untuk proses jaminan kualitas. Kualitas yang diinginkan dalam setiap produk saat ini. Oleh karena itu, QC dibutuhkan dalam setiap bidang seperti konstruksi.
Kegiatan Quality Control dan Quality Assurance dalam Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas.
1. Pengecekan Dan Pelaporan
Penyedia jasa konstruksi kontraktor harus memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil pengawasan, record dan seluruh operasi pengawasan kualitas harus dilaporkan secara berkala kepada wakil pemberi kerja.
2. Perubahan Rencana Pada Pengawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas. Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kualitas tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari wakil pemberi kerja.
3. Rencana Penggawasan Kualitas
Penyedia jasa konstruksi kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai quality control dan quality assurance untuk seluruh pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan mengontrol kualitas pekerjaan.
Rencana Quality Control atau Quality Assurance harus diajukan penyedia jasa konstruksi (kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapat mulainya proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan dilaksanakannya. Rencana Quality Control atau Quality Assurance tersebut harus disetujui oleh wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.
4. Penunjukan Quality Control Atau Quality Assurance
Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang Quality Control atau Quality Assurance manajer sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. Quality Control atau Quality Assurance manajer akan bertaggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai Quality Control atau Quality Assurance manajer harus disetujui oleh wakil pemberi kerja. Quality Control atau Quality Assurance manajer akan melaporkan pekerjaannya langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Kualifikasi Quality Control
Kualifikasi penting yang dibutuhkan untuk menjadi QC adalah ijazah sekolah tinggi atau Diploma ataupun Sarjana bidang yang sesuai dengan pekerjaan di atas. Dia harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik lisan dan tertulis. Dia harus baik dalam perhitungan aritmatika dan memiliki bakat mekanik bila diperlukan. Pengalaman lebih dari 2 tahun biasanya diperlukan untuk menjadi QC di lapangan diperlukan. Kemampuan untuk menggunakan komputer dan utilitas juga wajib dimiliki Qc. Dengan sertifikasi dan program pelatihan yang ditawarkan oleh organisasi internasional untuk Kualitas dapat membantu untuk memperoleh pekerjaan sebagai QC lebih nyaman. Hal ini juga dianjurkan untuk memiliki pengetahuan kerja departemen lain dari perusahaan dan aturan dan peraturan yang dapat membantu untuk mempertahankan standar kualitas dengan cara yang lebih efektif.
Gambar. Grafik Control Manajement Kualitas
Gambar. Tabulasi Control Penjadwalan proyek dan Performansi Biaya Proyek
Gambar. Implementasi Proyek
SEMOGA BERMANFAAT😉 👍
Komentar
Posting Komentar